Kesuksesan Taufik dan Rival tidak hanya dibuktikan
lewat tes di hadapan lebih dari seratus
penonton, tetapi bisa dilihat dari jumlah pengunduh Artav yang hingga Senin
(14/2/2011) sore mencapai 300.000 orang dari 60 negara. Dari segi fitur,
aplikasi yang bisa diunduh gratis oleh setiap pengguna internet ini memiliki
beberapa keunggulan seperti fitur Anti Hacker yang bisa melindungi komputer
dari upaya penyusupan, Mail Servis untuk mengidentifikasi dan membersihkan
virus yang bersarang di kotak surat dan Internet Security yang masih dalam
tahap pengembangan. Juga ada fitur Scan USB untuk memastikan setiap flash disk
yang dicolok ke komputer bebas dari virus.
Program Antivirus Artav sebenarnya dimulai dari kekesalan
dua remaja asal Bojongsoang ini yang setiap hari menemukan virus di komputer
milik ayahnya. "Lebaran tahun 2009 kemarin kami terpaksa tidak beli baju
baru. Uangnya dipakai buat beli motherboard," cerita Rival yang diamini
Taufik.
Dalam membangun Artav, Arrival dan Taufik melakukannya bersama-sama, termasuk
dalam mengumpulkan database virus. Secara umum, otak program ada di kepala
Rival yang lebih banyak mengerjakan coding dan programming sedangkan Taufik
yang saat ini duduk di kelas II SMA 25
Bandung, berkonsentrasi di sisi interface dan desain tampilan.
Rival bertugas membangun program dari nol dengan menggunakan program Visual
Basic yang dikuasainya secara otodidak. Selama setahun terakhir, Taufik dan
Rival juga mengumpulkan database virus dari satu warnet ke warnet lain.
"Virus itu kan biasanya beredar di warnet lewat internet dan flash
disk," kata Rival mengemukakan alasan pencarian virus lewat warnet.
Virus yang sulit dikenali dan dibasmi biasanya berasal dari virus lokal yang database-nya belum dimiliki program antivirus luar negeri. Karena
sering bolak-balik untuk mengumpulkan virus, beberapa penjaga dan pemilik
warnet mengenalinya dan dengan senang hati membantunya.
Teman-temannya di Komunitas Kaskus juga ikut membantu melakukan tes periodik
virus-virus yang telah dikumpulkan. Saat ini, antivirus Artav mampu
mengidentifikasi dan mengatasi 1.031 jenis virus dan ratusan ribu varian
lainnya. "Enam puluh persen database virus yang ada di Artav merupakan
virus lokal," kata Rival kepada Kompas.com.
Setiap kali mendapat 'daftar belanjaan',
sang ibu yang juga gemar membaca buku membelikan buku komputer dan antivirus
untuk putranya di toko buku terdekat. "Kalau ada buku yang saya butuhkan,
saya titip ke ibu dan minta dibelikan di toko buku," ujar Rival.
Saat ditanya hambatan yang sering dihadapi dalam membuat Artav, Taufik dan
Rival dengan santai menyebut faktor mati lampu yang kerap membuatnya harus
mengulang pekerjaan yang sudah disusun berjam-jam sebelumnya. Pencarian
database virus juga merupakan tantangan tersendiri yang sampai saat ini masih
terus disempurnakan.