Tak ada rumus khusus dalam menjalankan usaha. Tapi
sesuatu yang kadang tak direncanakan justru jadi jalan pembuka bagi kelancaran
bisnisnya.
Muhammad Munaji (33) adalah salah satu orang yang sudah merasakan
'misteri' dalam usaha yang dijalaninya sejak lima tahun lalu sebagai pengusaha
boneka dengan label Alfian Toys. Boneka sepertinya memang sudah menjadi pilihan
dan jalan hidup bagi lelaki asal Rembang ini.
Ia memulai berkenalan dengan dunia boneka ketika
menjadi karyawan di pabrik boneka di daerah Bekasi pada 1999. Waktu itu, tanpa
direncanakan olehnya, ada sebuah pabrik boneka di daerah Sentul, Bogor yang
menawarinya untuk menjadi pemasok boneka di pabrik tersebut.
Pabrik tersebut bersedia menyewakan tempat usaha selama dua
tahun plus memberikan bahan baku boneka. Syaratnya dia harus memproduksi boneka
sesuai dengan pesanan pabrik tersebut.
Ia merasa takjub waktu itu, karena ia memulai usaha
tersebut terhitung tanpa modal uang. Di saat berbarengan pesanan menurun,
pabrik tersebut memberi tawaran agar Aji bergabung. Aji mau bergabung di pabrik
tersebut, tapi dengan syarat semua karyawannya ditarik dan dijadikan karyawan
di pabrik tersebut. Tapi pihak pabrik menolak. Beberapa calon konsumen yang
kebanyakan pedagang boneka hanya memesan sekitar 60 boneka dalam sebulan. Jika
dalam satu area ada 5 pedagang boneka, maka ia hanya membuat sekitar 300
boneka.
“Dengan tenaga kerja saya yang jumlahnya belasan, pesanan itu bisa saya selesaikan dalam sehari. Sisanya terus karyawan harus ngapain. Terus terang bingung waktu itu,” tambahnya. Di saat hatinya gundah, seorang buyer dari Jakarta meneleponnya. Dia mengaku mendapat kontak dari salah satu rekan Aji. Buyer tersebut datang ke workshopnya di daerah Citeureup, Bogor dan menyatakan berminat memesan boneka. Dengan pesanan seribu boneka per bulan, dia bisa menutup biaya produksi dan membayar gaji karyawan, hal pertama yang ada di pikirannya.
Di luar dugaannya, orang tersebut ternyata
memesan sebanyak 10 ribu boneka dan harus diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Bukan masalah kapasitas produksi yang tak bisa dipenuhinya, tapi modal untuk
membeli bahan boneka yang tak ada.
Dia pun kemudian jujur menyatakan kepada calon pembeli
tersebut bahwa dia tak punya cukup modal untuk membeli bahan yang menurut
taksirannya nilainya mencapai puluhan juta rupiah. Setelah berkata begitu, sang
calon pembeli mengeluarkan dompet. Aji berpikir orang tersebut akan
mengeluarkan cek. Sebab, tak mungkin uang sebanyak itu muat di dalam dompet.
Tak disangka Aji, orang tersebut mengeluarkan selembar kartu nama sembari
berkata: “Datang ke toko material boneka ini dan ambil sesuai kebutuhan. Bilang
dari saya.” Kata calon pemesan.
Aji pun kemudian pergi ke toko di Bekasi
sesuai petunjuk dari calon pembeli tersebut. Dan benar, hanya bermodal kartu nama
dia bisa mengambil bahan dalam jumlah yang sangat banyak. Dan pembeli yang
memodalinya kartu nama untuk membeli bahan tersebut menjadi pelanggannya hingga
sekarang.
Menurut Aji, produksi boneka di workshop-nya jumlahnya
naik turun tergantung pesanan. Tapi rata-rata sekitar 5000 pcs per bulan dengan
harga jual variatif antara Rp 20 ribu sampai di atas Rp 100 ribu.
No comments:
Post a Comment