Salah satu contoh proses
digitalisasi adalah kemunculan fenomena radio streaming, yang menyediakan
layanan siaran seperti stasiun-stasiun radio berpemancar pada umumnya, menjadi
menarik karena industri penyiaran radio yang sudah ada saat ini, ke depannya
harus ikut bersaing bersama stasiun-stasiun radio streaming yang sejatinya tak
membutuhkan modal sebesar stasiun radio konvensional.
Walaupun banyak orang yang menganggap bahwa kesederhanaan instalasi dari radio streaming ini membuatnya susah bersaing dengan radio konvensional yang sudah mapan, nyatanya terdapat sejumlah keunggulan radio streaming dibanding dengan stasiun-stasiun radio konvensional tersebut. Dari segi teknis penyiaran, radio streaming tidak membutuhkan perangkat pemancar yang harganya jauh lebih mahal daripada penyiaran radio konvensional.
Selain masalah modal yang tak
harus sebesar stasiun
radio konvensional, jangkauan pendengar dari radio streaming ini juga
jauh lebih luas karena berbasis layanan internet yang mampu menjangkau secara
global. Kemudian, radio streaming juga tidak akan mengalami gangguan transmisi
yang menghasilkan suara 'noise' akibat penumpukan sinyal seperti di radio
konvensional sehingga isi siaran radio akan utuh diterima jika jaringan
internet yang digunakan cukup stabil.
Selain itu, karena program siarannya berbasis data digital yang diubah menjadi suara digital, tentunya suara yang dihasilkan radio streaming lebih jernih dan jelas dibanding dengan kualitas suara radio konvensional. Namun, sejumlah syarat dan keterbatasan pun juga masih ditemui dalam penggunaan radio streaming tersebut. Beberapa di antaranya adalah kebutuhan koneksi internet yang stabil dan dengan bandwidth yang mencukupi.
No comments:
Post a Comment